1.
Definisi
Ikan Gurami
Ikan
gurami merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah
Asia Tenggara dan Cina. Merupakan salah
satu ikan labirinth dan secara
taksonomi termasuk famili Osphronemidae.
Ikan gurami adalah salah satu komoditas yang banyak dikembangkan oleh
para petani hal ini dikarenakan permintaan pasar cukup tinggi, pemeliharaan
mudah serta harga yang relatif stabil.
Secara morfologi, ikan ini memiliki garis
lateral tunggal, lengkap dan tidak terputus, bersisik stenoid serta memiliki
gigi pada rahang bawah. Sirip ekor
membulat. Jari-jari lemah pertama sirip perut merupakan benang panjang yang
berfungsi sebagai alat peraba. Tinggi
badan 2,0-2,1 kali dari panjang standar.
Pada ikan muda terdapat garis-garis tegak berwarna hitam berjumlah 8
sampai dengan 10 buah dan pada daerah pangkal ekor terdapat titik hitam bulat.
2. SistematikaIkan Gurami
Filum : Chordata
Kelas :
Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Subordo : Belontiidae
Famili :
Osphronemidae
Genus :
Osphronemus
Spesies : Osphronemus gouramy, Lac.
3. Syarat Lokasi
Gurami termasuk ikan yang mudah dibudidayakan. Ikan gurame
bisa hidup di sembarang tempat. Meskipun demikian, pemilihan lokasi yang tepat
juga perlu diperhatikan. Ikan gurame tumbuh baik di daerah dengan ketinggian
20-400 m dpl. Namun, di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhan ikan cenderung
lambat. Lokasi budidaya harus memiliki suhu dan kualitas air sesuai kemauan
gurame. Ikan gurame tumbuh baik di daearah bersuhu 25-28 derajat celcius. Air
dan sungai atau irigasi teknis bisa dipakai asal tidak tercemar limbah
pestisida atau sisa-sisa pembuangan rumah tangga. Gurame menyukai air yang
bersih. Air keruh dikhawatirkan mengandung kotoran. Jika kotoran tersebut
bercampur dengan sisa-sisa pakan akan memicu terjadinya pembusukan. Hal
tersebut akan emicu timbulnya bakteri, parasit dan cacing.
Berikut
syarat- syarat lokasi yang baik untuk pembenihan ikan gurami:
a) Tanah yang baik untuk kolam pemeliharaan adalah
jenis tanah liat/lempung, tidak berporos dan cukup mengandung humus. Jenis
tanah tersebut dapat menahan massa air yang besar dan tidak bocor sehingga
dapat dibuat pematang/dinding kolam.
b) Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam
berkisar antara 3-5% untuk memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.
c) Ikan gurame dapat tumbuh normal, jika lokasi
pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.
d) Kualitas
air untuk pemeliharaan ikan gurame harus bersih dan dasar kolam tidak
berlumpur, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun,
dan minyak/limbah pabrik.
e) Kolam dengan kedalaman 70-100 cm dan sistem
pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik
ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional pada kolam khusus, debit air
yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan untuk pemeliharaan secara
polikultur, debit air yang ideal adalah antara 6-12 liter/detik.
f)
Keasaman air (pH) yang baik adalah antara 6,5-8.
g) Suhu air yang baik berkisar antara 24-28 derajat
C.
4. Persiapan
Kolam
Persiapan kolam merupakan langkah awal proses budidaya. Ada
dua cara yng bisa dilakukan, yakni membuat kolam baru dan pengolahan tanah
sesusai panen. Jika membuat kolam baru, konstruksi dibuat hruslah kokoh dan
kuat. Bentuk kolam umumnya sama dengan kolam ikan lain. Ukkurannya tergantung
kemampuan modal dan luas lahan. Dinding kolam dirancang agar tidak mudah bocor
atau terkikis, kemiringan 60 derajat dari dasar kolam.
Pematang antar kolam dibuat kuat dan lebar untuk
mengantisipasi longsor. Timggi pematang kurang lebih 125 cm diukur dari dasar
kolam, permukaan dasar kolam dibuat agak miring, tujuannaya untuk mempermudah
pembuangan air saat panen. Saluran pemasukan dan pengeluaran air pada setiap
kolam dibuat terpisah tujuannya untuk menghindari teradinya penularan penyakit
ke kolam lain.
Kedua saluran diletakkan di kedua dinding secara diagonal
atau menyilang. Paralon PVC atau bambu umum digunakan sebagai saluran
pembuangan. Lubang air ditutup dengan kasa agar kotoran tidak ikut masuk ke
kolam. kualitas tanah yang baik menciptakan kondisi lingkungan yang layak untuk
ikan gurame. Oleh karena itu keasamannya harus diperhatikan. Caranya yaitu
dengan menaburkan kapur 100 g/m2 dan 200 g/m2 garam dapur.
Penanganan kolam yang sudah produksi lain lagi. Sebelum
digunakan air dibuang habis lalu dasar kolam dijemur hingga kering, tujuannya
untuk mematikan bakteri, jamur dan cacing. Kotoran atau sisa-sisa pakan yang
menumpuk dibuang. Setelah kering, tanah dicangkul sedalam 10-20 cm lalu dibalik
dan diratakan. Lapisan ats dianggap sudah tidak kaya dengan unsur hara sehingga
perlu diganti yang bawah. Jemur diterik matahari sampai kering. Untuk menjaga
keasamman tanah taburkan kapur 100 g/m2 dan garam 200 g/m2.
5.
Pembenihan
a. Pemijahan
Ikan gurami dapat memijah sepanjang
tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau. Adapun hal yang perlu diperhatikan untuk
pemijahan ini adalah padat tebar induk, tata letak sarang, panen telur dan
kualitas air media pemijahan. Betina
dicirikan dari bentuk kepala dan rahang serta adanya bintik hitam pada kelopak
sirip. Induk
jantan ditandai dengan adanya benjolan di kepala bagian atas, rahang bawah yang
tebal terutama pada saat musim pemijahan dan tidak adanya bintik hitam pada
kelopak sirip dada. Sedangkan induk betina
ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah tipis dan adanya
bintik hitam pada kelopak sirip dada.
Padat
tebar induk adalah 1 ekor/5 m2
dengan perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3-4.penebaran induk di kolam pemijahan
dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai perbandingan) pada kolam yang
disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi beberapa pasangan). Induk betina dapat memproduksi telur 1 500
sampai dengan 2 500 butir/kg induk.
Sarang
diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang dengan kedalaman 10 -15 cm dari
permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan air dan
menghadap ke arah tempat bahan sarang.
Tempat
bahan sarang diletakkan di permukaan air dapat berupa anyaman kasar dari bambu
atau bahan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga induk ikan mudah mengambil
sabut kelapa/ijuk untuk membuat sarang.
Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu
bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya.
Pemeriksaan
sarang yang sudah berisi telur dapat dilakukan dengan cara meraba dan
menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk sarang menggunakan
lidi/kawat dan menggoyangkannya. Sarang yang sudah berisi telur ditandai dengan
keluarnya minyak/telur dari sarang ke permukaan air.
Sarang
yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan cara
membuka sarang secara hati-hati. Karena mengandung minyak, telur akan
mengambang di permukaan air. Telur yang baik berwarna kuning bening sedangkan
telur berwarna kuning keruh dipisahkan dan dibuang karena telur yang demikian
tidak akan menetas. Minyak yang timbul
dapat dikurangi dengan cara diserap memakai kain.
Kualitas
media pemijahan yang baik adalah suhu 25-30 oC, Nilai pH 6,5 - 8,0,
laju pergantian air 10-15 % per hari dan ketinggian air kolam 40 - 60 cm.
b.
Penetasan Telur
Padat tebar telur 4 sampai dengan 5 butir/cm2
dengan ketinggian air 15 - 20 cm. Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan
wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang. Untuk mempertahankan kandungan oksigen
terlarut, di dalam media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil tetapi harus
dijaga agar telur tidak teraduk.
Kualitas air media penetasan yang baik adalah suhu 29 - 30 oC,
nilai pH 6,7 - 8,6 dan bersumber dari air tanah. Bila air sumber mengandung karbondioksida
tinggi, nilai pH rendah atau mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya
air diendapkan dulu selama 24 jam. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam.
c. Pemeliharaan Larva
Setelah
telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom sampai
umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium.
Bila penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu
dilakukan. Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu dilakukan
untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika penetasan cukup
banyak. Sedangkan bila larva sudah
diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan kondisi air yaitu bila
sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “ Faeces”.
Pemeliharaan
larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter. Pakan mulai
diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang
disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada
tingkat suhu 29- 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 -
20 cm.
d. Pendederan I, II, III, IV
dan V
Pemeliharaan
benih pada pendederan I sampai dengan V dapat dilakukan di akuarium atau
kolam. Di akuarium dilakukan sama
seperti halnya pemelihaaran larva tetapi perlu dilakukan penjarangan. Sedangkan
di kolam perlu dilakukan kegiatan persiapan kolam yang meliputi pengolahan
tanah dasar kolam, pengeringan, pengapuran, pemupukan, pengisian air dan
pengkondisian air kolam. Pengolahan
tanah dasar kolam dapat berupa pembajakan, peneplokan dan perbaikan pematang
kolam. Pengeringan dilakukan selama 2 -
5 hari (tergantung cuaca).
Tingkat
Pemeliharaan Produksi Ikan Gurami
No.
|
Standar
|
Satuan
|
PI
|
PII
|
PIII
|
PIV
|
PV
|
1
|
Padat
Tebar
|
Ekor/M2
|
100
|
80
|
60
|
45
|
30
|
2
|
Ukuran
Benih
|
Cm
|
1,00
|
2,0
|
4
|
6
|
8
|
3
|
Pakan
|
%
BB
|
20
|
20
|
10
|
5
|
4
|
Kali/Hari
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
|
||
4
|
Waktu
Pemeliharaan
|
Hari
|
20
|
30
|
40
|
40
|
40
|
5
|
Sintasan
|
%
|
60
|
60
|
70
|
80
|
6.
Penebaran Benih
Penebaran benih ikan GURAMI
dilakukan pd saat kondisi kualitas dan kuantitas air kolam sudah betul2 siap
dan baik utk pertumbuhan dan dilaksanakan pd waktu cuaca yg cukup sejuk,yaitu
pada pagi atau sore hari.Prosedur Penebaran BENIH IKAN GURAMI adalah sbb:
a) Sebelum penebaran hendaknya
dilakukan pengamatan dan pengukuran kualitas dan kuantitas air kolam
melalui petugas PBI
b) Kualitas dan kuantitas air kolam yg
baik diantaranya meliputi suhu = 25 drjt C. PH = 6,5 - 8,5.
Debit Air = 0,4 liter/detik sampai 0,7 Liter/detik untuk lahan 500 m2.
Ketinggian Air=40-60 cm. Kecerahan > 30 cm
c) Penebaran benih pd pendederan 1
yaitu benih dr tingkat larva sampai ukuran 1-2 cm, dengan padat penebaran 100
ekor/ m2.
d) penebaran benih pd pendederan 2
yaitu benih dr ukuran 1-2 cm sampai menjadi benih ukuran 2-4cm,dengan padat
penebaran 80 ekor/m2.
e) penebaran benih pd pendeederan 3
yaitu benih ukuran 2-4 cm sampai jd benih ukuran 4-6cm,padat penebaran 60
ekor/m2.
f) penebaran benih pd pendederan 4 yaitu
benih dari ukuran 4-6cm sampai jd ukuran 6-8cm, padat penebaran 45ekor/m2
g) penebaran benih pd pendederan 5
yaitu benih ukuran 6-8cm sampai jd benih ukuran 8-11cm, padat penebaran
30ekor/m2.
7. Perawatan
Selama Pemeliharaan
Setelah proses penetasan berhasil dengan
baik, langkah selanjutnya adalah perawatan benih atau larva. Benih ikan gurami
yang baru saja menetas masih sangat rentan terhadap berbagai gangguan baik
internal yang dipengaruhi oleh perkembangan biologi maupun eksternal yang dipengaruhi
oleh cuaca, hama, penyakit, maupun makanan. Pada tahap ini, benih masih dalam
fase kritis, sehingga membutuhkan perawatan serius agar angka kematian tidak
begitu tinggi. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perawatan
benih atau larva ikan gurami.
a. Manajemen pakan
Pemberian Pakan Alami dan Pakan Buatan Pada Benih Ikan Gurami:
Setelah menetas, larva masih bisa bertahan
hidup dari cadangan kuning telur yang menempel pada tubuhnya hingga berumur
kurang lebih satu minggu. Setelah itu, larva perlu mendapatkan pakan tambahan
untuk menopang pertumbuhannya. Pakan tambahan yang paling sesuai dengan ukuran
bukaan multnya yang masih kecil adalah pakan alami, baik berupa Moina maupun
Daphnia. Pemberian pakan alami sebanyak 100-200 persen dari total bobot benih.
Selain pakan alami, dapat juga diberikan pakan tambahan berupa pakan buatan.
Jika diberikan pakan buatan, maka komposisi pakannya adalah 75% pakan alami dan
25% pakan tambahan. Pakan tambahan harus diberikan dalam bentuk tepung yang
sangat halus.
b. Vaksinasi Pada Benih Atau Larva Ikan Gurami
Vaksinasi diberikan setelah larva berumur
lebih dari dua minggu. Jenis vaksin yang diberikan misalnya Septicaemia haemorrhagica untuk
menanggulangi penyakit bercak merah akibat infeksi bakteri Aeromonas hydrophila. Pemberian vaksin
dilakukan dengan merendam benih dalam larutan selama 30 menit. Konsentrasi
larutan 1 ml per 10 liter air. Vaksinasi tersebut mampu memberikan kekebalan
selama empat bulan.
c. Manajemen
kualitas air
Gunakan Sumber Air Bersih Dan Sehat Selama Pemeliharaan Benih
Penggunaan air bersih dan sehat bertujuan untuk menghindari
serangan hama maupun penyakit. Beberapa sumber air bersih yang dapat digunakan
antara lain mata air, air sumur, atau air hujan. Selain menggunakan air
tersebut, dapat juga menggunakan air sungai yang sudah melalui proses
penyaringan. Pembuatan saringan secara berlapis dari bagian bawah ke atas yaitu
ijuk, pasir, kerikil, dan batu. Sebagai ilustrasi, berikut kami sajikan gambar
bak penyaring.
8. Pengendalaian
Hama Penyakit
•
Bila
teridentifikasi ikan terserang parasit
pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian
garam 500 - 1000 mg/l dengan cara
perendaman selama 24 jam.
•
Teridentifikasi
terserang bakteri
pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian
oksitetrasiklin dengan dosis 5 -10 mg/l secara perendaman selama 24 jam.
9. Panen dan Pasca Panen
Pemanenan
dalam tahap pendederan dilakukan setelah benih mencapai berat 20-25 gram. Hal
yang perlu diperhatikan antara lain:
1)Waktu
pemanenan sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari
2)Untuk
memudahkan penangkapan sebaiknya diletakkan daun pisang kedalam kolam
3)Proses
penangkapan dilakukan secara hati-hati
4)Penangkapan ikan dilakukan pada saat
temperature air rendah dan tidak dalam keadaan hujan
5)Pengangkutan
benih juga dilakukan pagi atau sore hari.
b.
Penanganan
Pasca Panen Ikan Gurami
Penanganan Pasca panen merupakan tahap terakhir dari
rangkaian budidaya gurami. Penanganan pasca panen berhubungan dengan teknik
menjual gurami dalam kondisi hidup, segar dan sehat. Dengan sendirinya, juga
berhubungan dengan pelayanan pasar dan tingkat kelayakan harga.
Untuk mencapai kualitas gurami yang layak jual, ada dua aspek penting dalam pasca panen yang harus diperhatikan yakni mencegah dan menghilangkan bau lumpur serta cara pengangkutan yang benar.
Untuk mencapai kualitas gurami yang layak jual, ada dua aspek penting dalam pasca panen yang harus diperhatikan yakni mencegah dan menghilangkan bau lumpur serta cara pengangkutan yang benar.
Mencegah bau lumpur
Bau lumpur pada gurami lebih banyak disebabkan oleh air yang terkontaminasi senyawa geosmin yang dihasilkan oleh bangkai plankton dan bakteri. Senyawa tersebut mampu masuk dan terserap ke dalam sel daging gurami.
Pencegahan bau lumpur bisa dilakukan dengan cara mengendalikan pertumbuhan plankton.
Caranya
sebagai berikut :
1) Kurangi intensitas matahari dengan cara menaungi sebagian permukaan air kolam
2) Seimbangkan pemupukan Nitrogen dan Phospohor
3) Berikan pakan secara tepat atau mengurangi ransum pakan harian, supaya tidak terjadi penumpukan sisa pakan di dasar kolam.
4) Apabila perlu penambahan ketinggian air, alirkan air yang jernih.
1) Kurangi intensitas matahari dengan cara menaungi sebagian permukaan air kolam
2) Seimbangkan pemupukan Nitrogen dan Phospohor
3) Berikan pakan secara tepat atau mengurangi ransum pakan harian, supaya tidak terjadi penumpukan sisa pakan di dasar kolam.
4) Apabila perlu penambahan ketinggian air, alirkan air yang jernih.
Menghilangkan Bau Lumpur
1. Pemberaan merupakan alternatif untuk menghilangkan bau lumpur pada gurami usia skonsumsi. Langkah yang dilakukan adalah memelihara gurami dalam air tawar yang mengalir selama lima hari. Selama pemberaan tersebut, ikan tidak diberi makan.
2. Alternatif kedua peliharalah gurami di kolam terpal dengan kondisi air yang bersih dan lakukan penggaraman yang cukup, hentikan pemberian pakan selama 3 hari baru dipanen.
3. Alternatif ketiga dengan pengolahan hasil, pengolahan hasil yang dilakukan yakni memasak gurami menggunakan bumbu-bumbu tradisional, seperti asam, kunyit, bawang merah, dan serai.
Cara Pengangkutan
Pengangkutan gurami dibagi dalam dua macam, yakni pengangkutan benih dan pengangkutan untuk induk/konsumsi. Pengangkutan gurami induk/konsumsi memiliki lebih banyak kendala dibandingkan pengangkutan gurami benih. Jika gurami induk/konsumsi diangkut dengan kepadatan cukup tinggi, biasanya sirip dan tutup ingsangnya saling melukai. Akibatnya mengalami tingkat stres yang cukup berat dan kualitas penampilan fisiknya menjadi berkurang. Stres berat menjadi penyebab kematian gurami pada saat pengangkutan. Stres bisa disebabkan terjadinya perubahan suhu yang terlalu besar.
Untuk mengatasi permasalahan ini, disarankan
melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1)Lakukan
panen pada pagi atau sore hari. Setelah itu, puasakan gurami selama tiga hari
berturut-turut agar kotorannya tidak mengotori media angkut.
2)Lakukan perjalanan pada malam hari, karena suhu udaranya lebih dingin.
3)Gunakan
drum palstik volume 200 liter dengan kepadatan maksimal 20 kg ikan gurami.
4)Benih
ukuran 3-5 cm dapat diangkut dengan menggunakan kantung plastik dan diberi
tambahan oksigen. Caranya isi kantung plastik ukuran 5 – 10 kg dengan air
sebanyak seperempat bagian, masukan benih maksimal 1500 ekor tambahkan oksigen
dan tutup rapat-rapat.
yues raa :_sekian informasi tentang pembenihan ikan gurami,,, semoga bermamfaat!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar